10 Fase BPM

August 4th, 2010 by layong Leave a reply »

Berikut 10 fase BPM yang secara teori perlu dilakukan, yaitu:

  1. Organization strategy. Fase ini memastikan bahwa strategi perusahaan, visi, misi, strategic goals, bisnis dan arahan para eksekutif dimengerti oleh tim project tersebut.
  2. Process architecture. Proses arsitektur adalah sarana yang digunakan  oleh perusahaan untuk menetapkan aturan, prinsip, pedoman dan model untuk pelaksanaan BPM di seluruh perusahaan. Proses arsitektur menyediakan dasar design dan realisasi dari proses BPM. Ini dimana proses, IT dan bisnis arsitektur dibawa masuk sejajar dengan organisasi strategi
  3. Launch pad. Fase ini mempunya 3 buah keluaran besar:
    1. Menentukan dari mana BPM ini akan dimulai..
    2. Menentukan process goal yang harus disinkronisasi dengan visi/misi perusahaan.
    3. Pembentukan proyek yang telah ditentukan berdasarkan poin a dan b
  4. Understand. Fase ini adalah tentang mengerti lingkungan bisnis proses sekarang untuk memberikan Fase inovasi untuk berkembang.  Secara umum, informasi proses bisnis dasar harus dikumpulkan untuk mendapatkan biaya proses baseline untuk kepentingan perbandingan di masa yang akan datang.
  5. Innovate. Ini adalah fase inovasi bagian dari project. Pada fase ini, kita harus melibatkan tidak hanya tim inti tapi stakeholder yang terkait baik internal maupun eksternal. Ketika sebuah proses baru tercipta, perlu diadakan simulasi terlebih dahulu, biaya lengkap activity-based, kapasitas melakukan perencanaan, penentuan kelayakan implementasi, untuk mendapatkan pilihan finalisasi yang terbaik.
  6. Develop. Fase ini terdiri dari membangun semua komponen untuk implementasi sebuah proses baru.
  7. People. Ini adalah kritikal fase dari framework yang ada dan bisa menempatkan project dalam resiko yang besar jika tidak ditangani dengan baik. Tujuan dari tahap ini adalah untuk memastikan bahwa kegiatan-kegiatan, peran dan pengukuran kinerja organisasi sesuai dengan strategi dan tujuan proses. Pada akhirnya, orang-orang inilah yang akan membuat proses berfungsi secara efektif dan efisien, tidak peduli berapa banyak otomatisasi yang ada.
  8. Implement. Fase ini adalah dimana implementasi dari proses dilakukan. Pada fase ini, proses baru, peraturan baru, performance management and measures, dan training berada. Fase ini sangat krusial, maka dari itu, roll-back dan contingency plans sangat diperlukan.
  9. Realize value. Tujuan dari fase ini adalah memastikan keuntungan dari yang direncanakan semuanya terwujud. Fase ini pada dasarnya membandingkan keuntungan realization management proses, dan reporting proses.
  10. Sustainable performance. Adalah sangat penting setelah fase ke – 9, pengembangan harus terus dilakukan agar proses bisnis bisa mengikuti perkembangan dan perubahan bisnis yang terpengaruh baik dari internal maupun eksternal.
Advertisement

Leave a Reply