“ANGRY AT THE RIGHT PLACE AND TIME”

July 26th, 2010 by layong No comments »

Setiap makhluk hidup, entah itu manusia atau hewan, pastilah mempunyai rasa marah jika mereka merasa diperlakukan tidak adil, tidak suka akan suatu kondisi, merasa tidak aman atau sesuatu yang menyakiti mereka.

Apakah marah wajar didalam lingkungan pekerjaan? Banyak sekali orang yang sangat tempramen dalam menghadapi suatu kondisi masalah. Jika orang tersebut sudah marah, maka semua kondisi dia menjadi tidak stabil emosinya.

Kadangkala marah bisa membuat dampak yang baik, tetapi kadang pula marah mendatangkan petaka. Marah sudah indentik dengan kasar, tidak stabil, dan tidak berwawasan.

Saya akan menulis beberapa hal tentang marah dari sisi positifnya. Saya merasa menulis marah dalam sisi negative sudah barang tentu banyak sekali yang melakukannya.:)

Marah bagi saya tidak selalu indentik dengan kasar, ataupun sesuatu yang buruk. Marah bisa kita pergunakan untuk membuat kondisi yang ada di sekitar berubah menjadi lebih baik.

Contoh dalam kehidupan kantor. Seorang manager yang ingin membuat para staffnya untuk bekerja dengan penuh semangat, tetapi dimana para staffnya ini adalah kumpulan orang yang sudah tertanam dalam pikiran mereka bahwa bahwa bekerja itu hanya bagian dari hidup mereka. Tidak ada yang istimewa.

Manager ini punya mimpi, target dan deadline untuk membuat departemen dia terlihat hebat. Bagaimana dia bisa melakukannya?

Marah mungkin salah satu jawabannya. Manager ini menggunakan cara “marah tapi yang wajar” ini untuk menuntut para staffnya untuk bekerja dengan semangat.

Dari contoh diatas, mungkin awalnya para staffnya akan mengeluh, mengutuk, dan menyumpahi managernya tersebut. Tetapi, seiring dengan waktu, sebagian staff yang bisa mengikuti gaya managernya itu, maka akan menjadi karyawan yang sangat disayang oleh manager tersebut, tetapi sebagian staff yang tidak bisa mengikuti gaya manager tersebut, maka mereka akan pelan-pelan tereliminasi.

Mungkin bagi sebagian pembaca terasa aneh dengan tulisan saya ini, tetapi bagi saya, jika kita bisa mengendalikan marah dan marah pada tempatnya dan tepat kondisinya, maka niscaya marah bukanlah sesuatu yang kasar lagi tetapi anugrah ilahi yang indah untuk kita pergunakan untuk kebaikan kita dan lingkungan.

“ANGRY AT THE RIGHT PLACE AND TIME”

Kelemahan, try to not be!

July 26th, 2010 by layong No comments »

Banyak sekali orang memandang kelemahan sebagai kekurangan dalam diri mereka, sehingga pada saat kelemahan itu menghingapi diri mereka, mereka seperti orang yang bingung bagaimana untuk menghadapinya.

Sehingga, pada saat mereka tidak menemukan jawaban atas kelemahan mereka, tidak jarang mereka menjadi depresi, stress, pendiam, tidak percaya diri, terlalu protektif terhadap diri mereka, dan lain sebagainya. Banyak sekali contoh yang bisa kita ambil dewasa ini, seperti kasus bunuh diri yang tinggi di Jepang karena pelecehan, kasus pembunuhan hanya karena tidak terima dihina, sampai kasus orang sakit jiwa karena depresi, dan lain-lain.

Lalu, bagaimana kita menghadapi kelemahan atau kekurangan kita? apakah kita harus tetap hidup dengan kelemahan itu? atau kita mengubah kelemahan itu menjadi sesuatu yang berguna? kalaupun memang bisa apakah itu mungkin?

Beberapa waktu lalu, saya juga mengalami sedikit stress karena dianggap prestasi saya tahun ini menurun. Saya juga sempat demotivasi dalam bekerja sehingga apapun yang ingin saya lakukan, saya pending. Hal itu terus berlanjut kurang lebih sekitar 2 bulan. Tapi, saya tersadar pada suatu malam sehabis refreshing ke bandung.

Saya teringat akan satu buku yang telah saya baca, yaitu: “The Secret”. Disana tertulis, jika kita terus melepas energi negatif ke semesta, maka kita akan terus menerima efek energi negatif itu. Tetapi, jika kita melepas energi positif ke semesta, maka hal-hal yang positif yang akan menghampiri kita.

Ok. ini beberapa hal yang saya terapkan untuk memotivasi saya agar menjadi lebih baik lagi dalam bekerja.

1. Berpikiran Positif

Apapun yang kita alami, baik buruk atau baik, selalu ada hikmah yang bisa kita petik dari situ. Apabila kita menemukan apa yang baik dan membangun, maka selamat anda sudah melangkah dari kelemahan menuju sesuaut yang baik.

2. Temukan kelemahan Anda

Banyak sekali orang yang tidak tahu apa kelemahannya, sehingga pada saat kelemahan itu lebih memegang hidup mereka, tidak jarang mereka tidak menyadarinya, sehingga pada saat mereka sadar, kelemahan itu sudah sulit untuk dikendalikan.

Saran saya, ambil secarik kertas, dan mulai merenung apa kira-kira yang menyebabkan anda itu depresi? mulanya mungkin sulit, tapi jika anda terus merenung dan intropeksi diri, anda akan mulai menemukan penyebabnya tersebut. Jika, anda sudah melalui tahap ini, maka sekali lagi selamat, anda telah melangkah lebih maju lagi menuju kekuatan baru.

3. Transform Kelemahan Anda

Setelah anda menemukan kelemahan anda. selanjutnya adalah, mengubah kelemahan anda menjadi sesuatu kekuatan besar untuk mencapai tujuan. bagaimana caranya? ambil secarik kertas kembali, ingat kembali masa jaya anda, lalu mulai menuliskan apa yang menyebabkan anda bisa berjaya pada saat itu. setelah selesai menulis, bandingkan secarik kertas yang berisi kelemahan anda dengan secarik kertas yang berisi kekuatan anda. hubungkan kedua kertas tersebut. contoh: misalkan anda isi kelemahan anda “kurang percaya diri”, dan and mengisi kekuatan anda “good presentation”, disini anda akan menemukan suatu titik perbedaan antar kedua, tetapi keduanya sebenarnya berhubungan.

Analisa yang sederhana mengenai contoh diatas: jika anda adalah seorang yang kurang percaya diri, tetapi anda hebat dalam presentasi, maka anda sebenarnya adalah seorang yang hebat, cuma kelemahan lebih menguasai anda ketimbang kekuatan anda.

Setelah anda menghubungkan kedua kertas tersebut, mulai coret-coret kelemahan yang terhubung dengan kekuatan anda. maka, anda akan menemukan kelemahan anda berkurang.

Sampai tahap ini, sekali lagi SELAMAT, anda berhasil mengalahkan kelemahan itu, meskipun mungkin masih tahapan kecil.

4. Improve Kelemahan Anda

Setelah anda coret-coret kelemahan anda melalui tahapan ketiga, maka sekarang yang tersisa adalah kelemahan yang tidak ada hubungannya dengan kekuatan.

Disini saya menggunakan metode “The Secret”, yaitu: mengambil secarik kertas dan tuliskan kata-kata positif atau kata-kata mutiara yang membangun agar setiap anda menbacanya, anda sedikit demi sedikit menghilangkan kelemahan itu.

Contoh: misalnya kelemahan yang tersisa adalah “Kurang Bisa Bersosialisasi”, maka yang harus anda lalukan adalah mengambil secarik kertas dan tuliskan “Setiap pagi saya akan bertemu orang-orang yang menarik dan yang saya lakukan hanyalah memberikan sebuah senyum yang tulus”.

Mungkin anda bertanya, bagaimana kalau saya tidak bisa menuliskan hal-hal itu, JANGAN TAKUT, banyak jalan menuju roma, anda bisa mencari hal-hal begitu di internet. 🙂

Setelah itu, tempelkan di tempat-tempat yang bisa anda lihat setiap saat, misalkan: dikamar tidur anda, meja kerja anda.

Tulisan diatas adalah berdasarkan pengalaman pribadi saya dalam menghadapi kelemahan, semoga juga tulisan ini bisa menginspirasi orang-orang yang membaca dan semoga juga mengalami sesuatu yang hebat.

Transform your weakness into the great power to achieve

Time

July 26th, 2010 by layong No comments »

How are you today? busy? no time to socialize? meet deadline? This situation we face everyday, every hour, every minute, and every second. If you doesn’t meet this situation everyday, it’s mean you still normal and the pressure of your is still normal. But, if you always feel this situation everyday and its make you doesn’t have life besides office life, then you are workaholic or there is something wrong with your working system.

Life isn’t just working and searching some cash. Life is about how you to use it to make you and people around you happy. The “Time” is something we cannot buy because the passing Time we cannot turn back and change the thing around. What I mean in here? I mean if we always think Life is work, work for searching money, money can make us and our family happy. YOU ARE WRONG…..

Life is about how you to share a happiness with your family, friends, and other people. Money is something that we use to live, but we are king on money, not money. Happiness we can archive with smile, talking, and positive mind.

So, how we change workaholic man into social man? It’s SIMPLE. There is so many way we can use to CHANGE.

If you think the jobs for you today are making you home late at night, then:

1. Start thinking about your wife, your child, everything that make you will go home quick.

2. Change your system of work, try to find the quickest way to solve the jobs.

3. Delegate to your staff, or if you are a staff, you can finish the most important jobs first and continue tommorow.

4. Make a list about the jobs will come in the next week, and start doing a little to make easier the nest week jobs.

5. DON’T STRESS, if you stress doing your jobs, its will make you more and more time to finish. try to cool down and try ways number 2.

6. Take your jobs home, but you doing your jobs after you having time with your family.

But, if you still have to overdue, then, its alright, but you can change your lost time with take the day off after your jobs finish.


“TIME NEVER COME BACK, BUT YOU CAN USE THE TIME WISELY”

You can’t change your life until you change what you do everyday

July 26th, 2010 by layong No comments »

“You can’t change your life until you change what you do everyday”

John C. Maxwell

Steve was an employee on one big shipping company. Steve was a smart, brilliant, but he was a lazy person. He was working at that company almost 5 years, but his career is not moving at all.

Brandon was an employee on that company too. Brandon was hardworking, not careless, and positive personality. But, Brandon is not smart as Steve. Brandon got promotion in his 3rd years of working.

What the illustrations told us about? Why Steve didn’t got promotion even he was smart person? Why Brandon got promotion even he’s not smart as Steve?

What Steve do everyday with his lazy personality, even he’s was as smart person, he was not improving himself at all. But, what Brandon do everyday with his positive personality, he was feed his personality everyday with good experiences, good character, and good minded.

We can change our life into the better one if we commit to change it. John C. Maxwell with his statement, want to show us that a better life will come to us if we search it everyday. If we want in future we have a better position on company, then you should do your jobs the best everyday on that company. And then position will come to you.

So, how we can change our life?

  1. Change Everyday. Always do today jobs better than yesterday jobs.

  2. Positive Minded. Thinking the good things and throw away the bad think.

  3. Commitment. Commit with your decisions to change.

  4. Sacrifice. No Sacrifices, No Success.

You Can’t Change Your Life Until You Change What You Do Everyday”

A little about me

July 26th, 2010 by layong No comments »

Semua orang mempunyai impian terbaik dalam hidupnya. Entah itu karir dalam pekerjaan, prestasi dalam sekolah, long lasting relationship dalam membina hubungan dan lain sebagainya.

Saya adalah termasuk orang yang ambisius dalam mengejar segala sesuatu yang menurut aku pantas untuk dikejar. Untuk sekarang ini, ambisi aku adalah mengejar karir yang baik. Saat ini, posisi aku adalah supervisor untuk system development section head. Untuk karir aku ini boleh dibilang cukup cepat, karena dalam waktu 3 tahun aku bisa mendapatkan kepercayaan dari atasanku. Mungkin diluar sana lebih banyak orang yang lebih luar biasa dari aku, namun untuk aku saat ini, momen sekarang adalah yang terbaik, setidaknya sampai aku mempunyai ambisi yang lain lagi.

Kilas balik sedikit ke belakang sebelum aku menjadi supervisor sekarang ini. Aku lulus kuliah dari binus pada tahun 2004 bulan Juni. Sempat tidak mempunyai kerjaan selama 2 bulan lebih, akhirnya aku masuk sebagai karyawan kontrak 2×6 bulan di salah satu perusahaan otomotif terbesar di Indonesia. Ada rasa senang campur kaget campur tidak percaya. Tapi rasa itu segera lumer dengan panasnya persaingan di kantor. Pada pertama kali masuk, aku masih mengganggap diriku adalah seorang pemula dan semua orang yang ada di kantor itu adalah expert.

Tapi, aku salah kaprah. Kenapa? Karena lingkungan kerja itu seperti hutan rimba. Siapa yang kuat, dia yang menang. Aku sempat stress berat, karena saat itu aku dapat tugas dari bos aku untuk mempelajari sebuah sistem yang dibuat oleh seniorku, tapi apa hasilnya? Aku tidak digubris oleh seniorku itu. Ada rasa sebal, marah, tapi toh aku tidak bisa apa-apa, karena aku masih anak bawang.

Selama sebulan pertama aku hanya seperti anak yang bingung harus mengerjakan apa di tempat kerja. Tapi, pada suatu hari, hari yang sangat aku tunggu, hari dimana aku bisa menunjukan keahlianku. Tanpa pikir panjang aku meminta bosku untuk memberikan waktu 3 hari untuk menyelesaikan modul yang dia minta. Sabtu dan minggu aku gunakan untuk membuat modul tersebut. Satu-satunya yang menjadi pikiran aku saat itu adalah pembuktian kepada semua akan kemampuan yang aku miliki.

Pada hari senin, aku menyerahkan modul tersebut kepada bosku dan dia pada saat itu hanya terperanga. Satu kata yang diucapkan dan aku ingat sampai sekarang. “Yakin uda selesai semuanya?” setelah saat itu aku mulai menyelesaikan modul demi modul dengan semangat. Pada saat itu aku belum begitu tahu tentang politik kantor yang kotor. Aku hanya merasa bahwa semua orang mendukung aku. Ternyata aku salah lagi. Tidak semua orang mendukung karena prestasi yang kita raih, tapi banyak juga orang yang mengometari prestasi kita dengan sinis.

Singkat kata pada bulan Agustus, setahun setelah aku bekerja di perusahaan ini, aku diangkat menjadi  karyawan tetap di perusahaan itu. Tapi, 3 bulan sebelum itu senior aku sudah resign dari tempatku. Dia mendapatkan diluar yang bisa memberikan salary yang better. Pada bulan Desember, teman aku satu lagi resign dan meninggalkan aku sendirian. Aku benar-benar pada saat itu stress luar biasa. Bisa dibayangkan, mengurus sekitar 30 cabang dan sistem yang sedang dibangun, benar-benar membuat aku hampir menyerah saat itu. Pada bulan februari, aku diangkat menjadi coordinator oleh bosku, tapi tidak ada rasa gembira pada saat itu. Karena, saat itu aku benar-benar stress menghadapi kondisi kantor.

Flash back sedikit, sistem yang sedang dibangun pada saat itu adalah sistem penggajian. Sistem itu sebenarnya sudah selesai, tapi untuk implemetasi kepada user, itu yang sangat sulit untuk dilakukan. User banyak sekali tipenya. Ada yang takut akan perubahan, ada yang mengatakan ingin berubah tapi sama sekali tidak ada reaksi. Selama setahun sistem itu coba diimplementasikan, tapi gagal. Puji syukur kepada Tuhan, saat stressku sudah hampir mencapai puncak, bosku memberikan 2 orang anak buah. Akhirnya aku bisa bernafas sedikit saat itu. Aku bisa konsentrasi pada sistem penggajian, dan operasional bisa dihandle oleh anak baru tersebut.

Sistem penggajian makin sulit untuk diimplementasikan karena ada user personnel yang resign. Aku hanya bisa bingung bagaimana nasib sistem ini. Diteruskan atau dinyatakan gagal? Suatu pilihan yang sulit. Tapi sekali lagi, Puji Syukur Kepada TUHAN. Dia begitu baik kepada hambanya ini. Ada user personnel baru, pindahan dari PT sebelah. Dia memberikan harapan baru pada sistem ini. Selama 3 bulan bekerja sama dengan dia, akhir sistem ini bisa dinyatakan siap untuk dipakai dalam operasional sehari-hari. Pada bulan Juli 2006, sistem penggajian ini dipakai dan menghasilkan slip gaji untuk pertama kalinya. Lega rasanya dan untuk pertama kalinya dalam 1 tahun belakang aku bisa tidur dengan nyenyak dan merasa aku telah meraih sesuatu yang baik.

Saat ini, aku sudah menjadi supervisor, tapi itu bukan tujuan terakhir, masih ada yang harus dicapai dan dipertahankan. Untuk yang membaca tulisan ini, semoga tulisan ini menjadi inspirasi. Jangan pernah putus asa, jangan takut dilecehkan oleh orang lain, terus maju, petik harapan yang tersisa meski sedikit sekali, dan jangan lupa, yang paling penting, selalu berharap dan berdoa kepada TUHAN.

Saya akan berbagi pengalaman bagaimana menjadi seorang pemimpin yang baik, menghadapi situasi kerja yang tidak kondusif, dan lain sebagainya. Keep your dream and hope always in your heart and believe God never gave his son in heavy and unsolved problem.

Thanks in Advance…