Balanced ScoreCard (Pengertian & Karakteristik)

October 14th, 2010 by layong Leave a reply »

2.1  Balanced ScoreCard (BSC)

2.1.1      Pengertian

“It is a holistic methodology that converts an organization’s vision and strategy into a comprehensive set of linked performance and action measures that provide the basis for successful strategic measurement and management.” (Voelker, Kathleen E., et all, 2001).

“A multidimensional framework for describing, implementing, and managing strategy at all levels of an enterprise by linking objectives, initiatives, and measures to an organization’s strategy.” (Kaplan and Norton 1996).

“The BSC is an integrated resultsoriented set of key-performance measures, including financial and nonfinancial measures, which comprise current performance and drivers of future performance.”  (Beard , Deborah F.).

Dari pengertian BSC yang dikutip diatas, maka dapat disimpulkan, BSC adalah sebuah kertas kerja yang digunakan untuk mengatur proyek yang dikerjakan, mengukur kinerja dari staf maupun tim, dan memberikan hasil kepada managerial dalam pengambilan keputusan yang nantinya keputusan ini akan mempengaruhi visi dan misi serta objektif dari perusahaan.

2.1.2      Karakteristik

Menurut John Sterling pada jurnalnya yang  berjudul “Using The Balanced Scorecard In A Sophisticated Law Firm” tahun 2007, terdapat 4 (empat) karakteristik dalam kertas kerja BSC ini, yaitu:

1.  Pengukuran Finansial: pengukuran ini mendefinisikan kebutuhan dari stakeholders dan ekspetasi dari perusahaan. Dalam beberapa kalangan, BC dianggap sebagai reaksi berfokus terhadap nilai pemegang saham. Itu adalah kesimpulan yang salah. Penulis hanya mendefinisikan kebutuhan manajemen untuk mengukur unsur-unsur lain dari strategi dan operasi jika hal itu dipandang akan memberikan hasil keuangan yang lebih baik.

2.  Pengukuran terhadap pelanggan: pengukuran ini lebih berfokus bagaimana perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan dan mengukur tingkat kepuasan pelanggan. Beberapa yang diukur adalah fleksibilitas, inovasi, tanggung jawab, dan lainnya yang berkaitan dengan kepuasan pelanggan.

3.  Pengukuran terhadap pengembangan dan pembelajaran: pengukuran ini lebih berfokus pada bagaimana perusahaan menerapkan perubahan dalam organisasi dan mengembangkan sektor-sektor yang masih perlu peningkatan.

4.  Pengukuran terhadap bisnis proses perusahaan: pengukuran ini berfokus pada bagaimana perusahaan meningkatkan bisnis proses terhadap strategi bisnis, sehingga bisnis perusahaan dapat berjalan dengan baik dan meningkat.

Advertisement

Leave a Reply